Kebanyakan orang Kristen memiliki Alkitab, namun seringkali tidak
tahu arti, nilai penting dan bagaimana cara menggunakannya. Ada banyak orang Kristen memahami alkitab
seperti ‘yellow page’ yang memuat semua jawaban dari persoalan manusia. Mau
nyari masalah apa pasti ada jawabannya dalam Alkitab, begitulah orang yang
meyakini Alkitab sebagai ‘yellow page’ akan berkata, mau cari tentang jodoh
buka ayat ini, mau nyari tentang kerjaan buka ayat itu, mau nyari tentang
keribuatan buka ayat ini dst. Orang yang kaya demikian, seringkali bukanlah
orang yang benar-benar tahu isi Alkitab, malah orang yang sembarangan
menggunakan ayat Alkitab. Tentu sikap yang demikian adalah salah.
Sikap yang lain, yang juga ngga kalah salahnya adalah memandang
Alkitab sebagai buku yang cuma bisa dibaca dan dimengerti oleh pendeta,
penginjil, oleh orang-orang yang sekolah Alkitab. Dulu, orang-orang dari gereja
Katolik Roma memiliki pandangan yang demikian, jemaat biasa ngga boleh baca,
Alkitab, nanti salah mengerti, yang boleh membaca Alkitab hanyalah para ‘imam.’
Tahu akibatnya? Waktu para imam salah baca dan mantafsirkan Alkitab, maka
orang-orang Kristen menjadi mudah disesatkan.
Sebagian orang yang lain memandang ayat-ayat dalam Alkitab sebagai
kumpulan kata-kata hikmat. Orang seperti ini doyan dekali menggarisi
Alkitabnya, menghafalkan ayat-ayat pendek yang disebutnya sebagai ayat mas.
Banyak orang Kristen yang mempraktekan car abaca Alkitab yang demikian, yakni
menghafalkan ayat-ayat pendek lepas dari konteksnya, maka akibatnya, salah
memahami ayat-ayat dalam alkitab.
Makanya, hari kita akan mencoba membahas tiga asa dari kitab suci,
tiga hal yang harus mendasari pemikiran dan sikap kita terhadap kitab suci,
terhadap Alkitab.
A. ASAS YANG PERTAMA ADALAH
ASAS PERLU ‘THE NECESSITY OF SCRIPTURE’
Asas perlu bunyinya adalah kitab suci mutlak dibutuhkan manusia.
Istilah mutlak berarti kebutuhan manusia akan kitab suci ngga bisa
dikompromikan ataupun digantikan. Sama seperti perkataan manusia mutlak
membutuhkan oksigen untuk hidup, perkataan tersebut berarti kebutuhan manusia
akan oksigen tidak bisa digantikan oleh apapun juga, ngga bisa digantikan
dengan CO2 ataupun oleh zat-zat lainnya, manusia hanya bisa bernafas dengan
oksigen. Demikian juga dengan firman Allah, yang mutlak dibutuhkan manusia.
Namun sayang ada banyak orang, termasuk orang Kristen yang tidak
menyadari akan hal ini, menganggap firman Allah sebagai kebutuhan sekunder
dalam hidup ini, yang bisa dipenuhi ataupun tidak. Mengapa manusia membutuhkan
Firman? Kebutuhan manusia akan kitab suci terkait tiga hal yakni: Pertama,
menyangkut keselamatan, hanya Kitab suci-lah yang mampu membawa manusia
mengenal dan mengaruniakan iman supaya kita bisa percaya kepada Allah. Dalam 2
Timotius 3:15 dikatakan “Ingatlah juga bahwa dari
kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan
menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” Demikian juga dalam Roma 10:17
dikatakan “jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman
Kristus.” Perlunya kitab suci yang kedua bagi seorang Kristen terkait
dengan kehidupan dan karakter rohani. Kitab suci sangat bermanfaat dalam
memperlengkapi umat Tuhan supaya bisa hidup sesuai dengan maksud dan rencana
Tuhan. Dalam 2 Timotius 3:16 dituliskan demikian: “Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.” Demikian juga dalam Dalam Matius 4:4 dikatakan “Manusia
hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”
Jadi Firman Allah adalah makanan bagi kerohaniaan kita. Perlunya kita suci
yang ketiga bagi kehidupan seorang
Kristen terkait dengan manfaat Kitab Suci untuk untuk menolong umat Tuhan mengetahui,
mengenal dan mengerti kehendak Allah. Dalam Filipi 1:9-11 dikatakan Dan inilah doaku,
semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala
macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci
dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang
dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
B. ASAS YANG KEDUA DISEBUT
SEBAGAI AZAS KEJELASAN ATAU ‘THE CLARITY OF SCRIPTURE’
Devinisi dari azas ini adalah Kitab Suci merupakan firman yang
diberikan Allah pada manusia supaya bisa dimengerti. Aspek ini penting bagi
kita, kitab suci tidak diberikan kepada hanya orang-orang pintar, atau hanya
kepada kalangan imam, atau rohaniawan, kitab suci diberikan Allah kepada
manusia, bahkan kepada orang-orang yang sederhana supaya mereka mampu memahami
apa yang Allah inginkan bagi manusia.
Asas ‘kejelasan’ kitab suci ini memuat implikasi penting. Jika Kitab
suci diberikan Allah supaya bisa dipahami manusia maka kitab suci sebenarnya
dan seharusnya bisa dipahami oleh manusia. Realita adanya bagian-bagian
tertentu dalam kitab suci yang kita masih belum bisa pahami, atau sulit untuk
dipahami tidak membuat keseluruhan kitab suci menjadi tidak bisa atau sulit
dimengerti.’ Realita bahwa ada banyak orang yang salah dalam membaca dan
mengartikan kitab suci, tidak berarti kitab suci pada dirinya sendiri sulit
dipahami. Kesulitan kita dalam memahami dalam memahami detil-detil kitab suci
lebih disebabkan kita kurang mau memacu diri untuk mempelajari kitab suci lebih
dalam. Kitab suci menjadi lebih sulit dipahami sebab antara kita dan kitab suci
ada berbagai perbedaan baik itu secara kebudayaan, usia, bahasa, dst. Selain
itu antara kita dan penulis Alkitab ada beda usia. Kita hidup di tahun 2008,
rasul Paulus hidup di tahun 40-66 M, Daud hidup sekitar 1000 th SM, Musa hidup
sekitar 1400 tahun SM, jadi ada jarak usia yang sangat panjangan antara kita
dan penulis Alkitab. Pernahkah kamu membaca Alkitab bahasa inggris terjemahan
lama, mudah ngga memahami tulisan dari orang-orang yang hidup 200 tahun sebelum
kita? pasti ngga mudah dong, apalagi yang 1000-3000 tahun bedanya dengan kita. Realiata bahwa antara Alkitab dan kita
ada berbagai perbedaan, baik itu budaya, usia, bahasa, dst, membuat kita harus
mempelajari Alkitab ekstra lebih keras. Membuat kita harus mempelajari Alkitab
dengan usaha yang lebih. Terkadang kita harus membuka buku-buku yang membuat
penjelasan tentang bagian kitab suci yang sedang kita baca, terkadang kita
harus mau meluangkan waktu untuk bertanya ama hamba Tuhan tentang ayat-ayat
yang kita ngga mengerti dst. Meskipun
demikian, yang harus kita pegang adalah kitab suci, diberikan Allah pada kita
supaya bisa dipahami. Kitab suci tidak dituliskaan dalam bahasa malaikat, tidak
dituliskan dengan rumit, namun sesederhana dan sebaik mungkin supaya kita bisa
mengertinya.
C. ASAS ALKITAB YANG KETIGA
ADALAH ASAZ CUKUP ‘THE SUFFICIENCY OF SCRIPTURE’
Bunyi dari asas cukup adalah Alkitab diberikan Alla pada kita cukup
untuk membuat kita mengenal jalan keselamatan dan mengetahui kehendak Allah
dalam hidup kita di dunia ini. Ada
banyak orang yang merasa bahwa Alkitab itu belum lengkap, makanya orang yang
demikian, masih terus mencari wahyu Allah. Padahal Allah tidak lagi menyatakan
dirinya dan kehendaknya kepada manusia dalam wahyu yang baru. Waktu Alkitab
telah selesai disusun maka kita meyakini bahwa Allah tidak lagi menambahkan
firmanNya pada apa yang telah ada yakni kitab suci ini. Inilah yang sering
dikenal orang dengan nama kanon tertutup.
Gagasan asas cukup ini memuat empat implikasi. Pertama, kita (kekristenan)
tidak perlu menambahkan kitab-kitab lain kepada Alkitab. Alkitab telah bersifat
(kanon) tertutup, artinya tidak ada satupun kitab baik yang berasal dari masa
lalu maupun masa sekarang yang boleh ditambahkan ke dalam Alkitab. Walopun karya atau kitab
kong fu chu begitu terkenal dan dipandang memiliki banyak muatan-muatan ajaran
etis moral yang sangat kaya dan mendalam, tetapi kita tetap tidak bisa memasukan
kitab tersebut kedalam alkitab, mengapa sebab kitab-kitab seperti itu, biarpun
seberhikmat dan sebijaksana apapun, tetap hanyalah buah karya seorang manusia,
bukan kepengarangan Tuhan. Kedua kita
tidak perlu meyakini sesuatu yang lain diseputar keselamatan hidup kita diluar
apa yang dinyatakan Alkitab. Ini berarti kita tidak perlu menambahkan hal-hal
lain kepada Alkitab untuk membuat kita mengenal jalan keselamatan ataupun
supaya kita bisa hidup lebih baik, lebih dekat dan lebih berkenan dimata Tuhan
lagi. Ketiga tidak ada sesuatupun
dapat dikategorikan dosa, bila hal tersebut tidak termasuk hal yang dilarang
oleh Alkitab baik secara eksplisit maupun implisit. Keempat tidak ada sesutupun yang dikatakan adalah kehendak Allah
jikalau tidak diperintahkan oleh Alkitab baik secara eksplisit maupun implicit.
Sebagai contoh a) apakah melayani Tuhan adalah kehendak Allah? pasti sebab
Allah menyatakannya terang-terangan. Lalu apakah pergi ke tanah suci (Israel ) adalah
kehendak Allah? tidak sebab alkitab tidak pernah menyatakan apalagi
memerintahkannya.
Jadi kebutuhan manusia akan firman Allah adalah penting dan ngga
tergantikan, jika kita ingin bertumbuh dalam kerohanian dan lebih mengenal
kehendak Allah, maka kita harus mau mempelajari Alkitab. Hanya Alkitab yang
kita butuhkan dalam kehidupan manusia, yang dapat membawa kita pada kebahagiaan
yang sejati. Kita tidak perlu lagi mencari kebenaran-kebenaran lain diluar
kitab suci, sebab tidak ada Allah hanya menyatakan firmanNya dalam Alkitab. Alkitab
diberikan Allah pada kita supaya kita mengertinya, jadi dengan berusaha sekuat
tenaga untuk mau mempelajari kitab suci dan dengan terus berdoa meminta
iluminasi dari Roh Kudus, maka kita akan mendapatkan pengertian yang benar
tentang kebenaran firman Allah.