Teologi Reformed adalah teologi yang dipegang oleh gereja-gereja yang mewarisi tradisi pengajaran dari John Calvin. Secara historis, gereja-gereja Presbyterian termasuk dalam kategori gereja Reformed. Sayangnya, dalam gereja-gereja yang mewarisi teologi dan tradisi Reformed, mereka tidak selalu berani dengan tegas menyatakan identitas dari pokok imannya; diantara gereja-gereja yang berani mencantumkan pokok imannya pun, hal tersebut tidak berarti bahwa semua jemaat dan pengurus gereja pasti memahami pokok-pokok imannya. Itulah tantangan kita di zaman sekarang; kita berhadapan dengan pragmatisme yang makin menyeret pengajaran ke posisi pinggiran dalam gereja Kristen masa kini.
Sebelum memasuki pembahasan kedalam teologi
Reformed, kita sebaiknya mengenal 3 azas
utama (dari 5 azas) dari teologi reformed. Ketiga azas itu adalah Sola Scripture, Sola Gracia dan Sola
Fide.
A. SOLA SCRIPTURA
Dalam dunia ini ada berbagai buku atau
kitab yang disebut sebagai kitab suci. Orang Kristen memandang Alkitab adalah
kitab suci; Orang Muslim mengatakan Al-Quran adalah kitab suci, yang turun dari
sorga; Orang Budha juga mengatakan bahwa Tripitaka adalah kitab suci; Orang
Hindu menganggap Weda sebagai kitab suci.
Jika anda ditanya “kira-kira yang apakah semua kitab-kitab itu
adalah kitab suci?” Bagaimanakah jawaban anda? Mungkin sebagian orang akan
menjawab ya itu adalah kitab suci, atau
sebagian orang yang lain akan menjawab ‘tidak’ tidak semua kitab-kitab itu
adalah kitab suci, yang kitab suci adalah misalnya saja weda, atau al-quran atau
Alkitab.
Sebagai orang Kristen, kita hanya menerima, hanya alkitab yang
adalah kitab suci. Hanya Alkitab yang adalah firman Allah. Pokok keyakinan
inilah yang sering diperkenalkan orang sebagai Sola Scriprtura, hanya Alkitab
yang adalah kitab suci.
Mungkin sekarang seseorang dapat berkata, “tahu dari mana bahwa
hanya alkitab yang adalah kitab suci?” Apakah jika kita (orang-orang Kristen)
berpandangan demikian kita tidak jadi orang yang fanatic? Mungkin ada orang
yang berkata: “jika kita tinggal di Indonesia, yang Bineka Tunggal Ika ini maka
kita mesti bisa menghargai keyakinan agama yang lain.” Jadi apakah sebaiknya
kita mengatakan “semua kitab yang disebut kitab suci oleh agama-agama dalam
dunia ini, kita terima aja sebagai firman Allah?”
Jawabannya tentu tidak dapat demikian. Ada beberapa alasan mengapa
orang-orang Kristen berpegang pada ajaran ‘Sola Scriptura.” Dua diantaranya
adalah sbb:
A.
Akitab sendiri yang mengatakannya.
Alkitab sendirilah yang menyatakan bahwa hanya PL dan PB yang adalah Firman
Allah. coba aja kamu lihat dalam 2 Timotius 3:16.
Dalam bagian Alkitab tersebut dikatakan bahwa segala
tulisan adalah firman Allah, dan yang dimaksudkan dengan segala tulisan disitu
adalah PL dan kitab-kitab yang ditulis oleh para Rasul atau orang-orang yang
jadi murid dari para Rasul. Tulisan itu kemudian hari menjadi PB. Nach Alkitab
sendiri yang menyatakan bahwa PL dan PB lah yang adalah Firman Allah.
Kitab-kitab yang lain tidak pernah dikatakan atau disebut sebagai Firman Allah.
Jadi, kalopun ada orang-orang yang mengatakan bahwa semua yang namanya kitab
suci adalah Firman Allah, kita ngga dapat menerimanya, sebab “HANYA ALKITAB
YANG ADALAH FIRMAN ALLAH.”
B.
Pengalaman orang-orang percaya
yang melalui firman Allah mengalami pembaruan hidup, menunjukkan bahwa Alkitab
memang Firman Allah yang berkuasa.
Apakah bedanya membaca Alkitab dengan novel Harry
Potter. Bedanya adalah membaca 100 kali cerita Harry Potter, “tidak bakalan” mengubahkan
hidup manusia, namun membaca Alkitab siang malam dengan benar akan membawa
pembaruan hidup.
Apa buktinya bahwa kitab suci memang bisa memperbaharui
hidup manusia? ada seorang bernama Martin Luther, ia sangat stress dengan
hidupnya. Ia merasa dirinya banyak dosa, dan merasa dirinya pasti akan masuk
penghukuman Tuhan. Namun satu kali Luther membaca kitab Roma, ia membaca bahwa manusia dibenarkan karena iman bukan
karena perbuatan. Sewaktu ia membaca kalimat itu, ia berkata, saya seperti masuk firdaus, mata jadi
terbuka. Mungkinkah alkitab itu bukan Firman Allah, jika apa yang tertera
dalamnya bisa menjawab pergumulan batiniah seseorang?
Oleh karena hanya Alkitab adalah Firman Allah (Sola Scriptura), apakah
yang harus kita lakukan?
(i) Kita harus mempelajarinya dengan tekun.
Mempelajari kitab suci jauh lebih bermanfaat dari pada
membaca buku apapun juga. Namun sayang ada banyak orang yang kalo demi
pelajaran matematika, Fisika atau bahasa Inggris rela belajar mati-matian,
namun ngga untuk mempelajari Alkitab. Padahal alkitab adalah Firman Allah. Mempelajari
Alkitab jauh lebih bermanfaat dari pada membaca Komik, maen game, ataupun
kegiatan ‘funny’ lainnya. Menikmati kegiaatan-kegiatan yang menyenangkan ngga
salah, namun kita juga mesti belajar melihat mempelajari alkita itu sangatlah
penting.
Karena Alkitab adalah Firman Allah, maka setiap
kebenaran yang dinyatakannya dapatlah dipercayai. Itulah sebabnya orang yang
ingin menjadikan kehendak Tuhan sebagai tujuan utama hidupnya haruslah mau
membaca Alkitab.
(ii) Kita harus mentaati setiap kebenaran yang
dinyatakannya.
Oleh
karena Alkitab adalah firman Allah, maka apa yang tertera dalamnya mengikat
hidup manusia. Jika Alkitab berkata, jangan berdusata, maka kita suka atau
tidak suka, tidak boleh berdusta dan kalo kita ngga mentaati apa yang tertera
dalamnya, berarti kita berdosa terhadap Tuhan dan jika kita berdosa, maka kita
pasti akan dihukumNya.
B. SOLA GRACIA
Dalam soteriologi Kristen, ada dua ajaran yang dinilai sangat
penting dan mendasar. Apakah itu? 1) keyakinan bahwa keselamatan adalah SOLA
GRACIA 2) Keyakinan bahwa keselamatan adalah SOLA FIDE. Kita akan membahas
aspek pertama dahulu, yakni keselamatan sebagai SOLA Gracia.
Sola Gracia yang berarti ‘keselamatan hanya karena dan oleh anugrah Tuhan
semata.’ Dasar dari ajaran ini ada pada Efesus 2:8-9: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Hal
yang sama ditegaskan dalam Filipi 3: 9: “dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku
sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena
kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan
kepercayaan.”
Mengapa keselamatan harus anugrah Allah (Sola Gracia)? Ada 3 alasan mengapa
keselamatan adalah anugrah Allah yakni: pertama,
karena ketidakmampuan kita untuk mendapatkannya. Alkitab dengan sangat jelas
mengatakan keselamatan itu adalah anugrah Allah, ini berarti keselamatan merupakan
pemberiaan dari Allah. Dari semula sejak manusia jatuh dalam dosa, Allah-lah
yang pertama mencari manusia dan membengun perjanjian keselamatan dengan
manusia. Ini semua menunjukan keselamatan adalah pemberian Allah. Dalam Roma 3:
10-11 ditegaskan oleh Paulus bahwa ‘tidak ada seorang pun yang benar-benar
mencari Allah.”
Alasan kedua, mengapa
keselamatan adalah anugrah Allah adalah karena
ketidakmampuan manusia untuk menerimanya; dosa itu memperbudak kehendak
manusia. Lihat Roma 7: 18-19 dikatakan:
Sebab
aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada
sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal
berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik,
yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat … .
Jadi walopun manusia ingin selamat (tahu hal yang baik) tetapi
sewaktu ditawari jalan keselamatan ia tidak mampu menerimanya sebab
kecenderungan hatinya adalah berlawanan dengan kehendak Allah.
Alasan yang ketiga adalah karena ketidaklayakan kita untuk
menerimanya. Manusia berdosa selayaknya dihukum. Jadi apabila manusia yang
selayaknya dihukum kemudian diberi kesemapatan untuk selamat, maka itu adalah
anugrah Tuhan. Dalam Roma 3:23 dan Roma 6:23 ditegaskan bahwa 1) manusia telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah 2) manusia layak untuk
mendapatkan penghukuman. itulah yang pantas manusia terima.
Lalu apakah kaitan antara Sola Gracia dengan pelayanan kita?
pelayanan adalah respon atas anugrah keselamatan yang Allah telah karuniakan
kepada kita. Dalam kehidupan keseharian kita mengenal yang namanya ‘hukum
terima kasih’ atau ucapan syukur. Jika kita mendapatkan kebaikan seseorang,
respon yang harus ada pada kita adalah ‘berterima kasih’ atau merasa berhutang
budi dan berkomitmen untuk membalasnya jika memungkinkan. Kenapa orang yang
mendapatkan kebaikan namun ia tidak berterima kasih kita sebut sebagai ‘orang
ngga tahu diri’ atau orang kurang ajar? Alasannya adalah sebab berterima kasih
dan mengucap syukur adalah sebuah kebenaran umum yang Tuhan telah nyatakan
kepada kita. Sama dengan itu, jika kita betul-betul telah menerima sesuatu yang
berharga dan luar biasa dari Tuhan yakni keselamatan, maka ucapan syukur adalah
respon yang wajar bahkan seharusnya muncul dalam diri kita. Ucapan syukur
apakah yang harus kita berikan kepada Tuhan?
·
Disinilah signifikansi dari
pelayanan. Pelayanan adalah wujud syukur kita kepada Tuhan. Pelayanan bahkan
merupakan sebuah bentuk ungkapan balas budi atas kebaikan yang kita telah
terima dari Tuhan.
·
Namun, tentu saja saat kita
melayani Tuhan, kita harus sadar bahwa apa yang kita berikan pada Tuhan tidak
mungkin membalas segala kebaikan Tuhan. Apa yang kita berikan hanyalah bagian
yang sangat kecil dibandingkan dengan kebaikan Tuhan atas kita.
·
Jika orang Kristen melayani
atas dasar motivasi ini, orang Kristen akan sabar, setia dan ngga gampang
kecewa dalam pelayanan. Mengapa sebab ia tahu betul bahwa dirinya sangat
berhutang pada Tuhan dan pergorbanan yang dia berikan sebenarnya tidak dapat
dibandingkan dengan pengrobanan Yesus.
C. SOLA FIDE
Ajaran mengenai Sola Fide menegaskan bahwa kekristenan mempercayai
bahwa seseorang masuk ke dalam keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus.
Filipi 3:9 menegaskan aspek iman sebagai jalan masuk seseorang kepada
keselamatan. Galatia
2:16 juga menegaskan hal yang sama bahwa kita dibenarkan melalui iman kepada
Kristus. Gal 2:16 tertulis demikian:
Kamu tahu, bahwa tidak
seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya
oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada
Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan
oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang
dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Meskipun ajaran Kristen mengatakan
keselamatan itu adalah Sola Fide, namun yang menyelamatkan kita bukanlah
imannya namun Kristus yang diimani oleh oleh percaya. Iman adalah jalan masuk
bagi orang percaya ke dalam keselamatan. Iman adalah sarana yang Tuhan gunakan
untuk mempersatukan kita dengan Kristus. Saat kita bersatu dengan Kristus maka
kebenaran Kristus dikenakan kepada kita dan ketika Allah melihat kita maka yang
Allah lihat bukan lagi diri kita yang penuh dengan dosa dan kelemahan namun
kebenaran Kristus. Itulah sebabnya Allah membenarkan kita. Ajaran inilah yang
Luther sebut sebagai ‘Justification by Faith.’ Dalam Gal. 3:26-27 dituliskan “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah
karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam
Kristus, telah mengenakan Kristus.”
Apakah kaitan antara Sola Fide dengan
pelayanan Kristen. Ajaran Sola Fide semula terkait dengan persoalan
pembeda-bedaan manusia. Dalam jemaat Galatia dan Roma terdapat sebuah persoalan
bahwa orang-orang Kristen bukan Yahudi dianggap bukan umat Allah kecuali mereka
disunatkan. Rasul Paulus menegaskan kepada orang-orang Kristen di Galatia, Roma
dan Yerusalem bahwa orang-orang Kristen bukan yahudi yang tidak disunatkan ini
telah menjadi umat Allah. Kehadiran Roh Kudus dalam diri orang-orang Kristen
bukan Yahudi yang tidak disunatkan ini memperlihatkan bahwa mereka telah
menjadi umat Allah.
Pertanyaannya adalah bagaimana mereka
menjadi umat Allah? maka Paulus mengatakan melalui iman mereka kepada Yesus.
Yesuslah jalan masuk mereka ke dalam komunitas umat Allah. Jadi ajaran Sola
Fide menegaskan bahwa semua orang yang telah percaya Yesus adalah sama. Baik
Yahudi maupun bukan Yahudi harus dipandang sama-sama anggota komunitas umat
Allah. Ajaran Sola Fide terkait dengan penerimaan orang-orang Kristen terhadap
sesama mereka yang berbeda suku dengannya.
Dari apa yang rasul Paulus jelaskan,
kita melihat bahwa (i) Ada kaitan yang erat antara pelayanan Kristen dengan
keyakinan keselamatan. Rasul Paulus memandang pelayanan Kristen adalah
konsekuensi dari keselamatan. Jika dalam keselamatan Allah tidak
membeda-bedakan orang, maka dalam pelayanan Kristen pun pembeda-bedaan orang
tidak boleh terjadi. (ii) Ada kaitan yang erat antara pelayanan Kristen kepada
Tuhan dengan sikap orang Kristen terhadap sesamanya. Paulus tidak bisa melihat
jemaat Galatia melayani dan beribadah kepada Tuhan sementara di disini yang
lain membiarkan mereka mengalami penindasan etnis oleh orang-orang Kristen
Yahudi. Pelayanan itu bukan hanya memiliki sisi vertikal namun sisi horinsontal.
Tuhan Yesus juga melakukan hal yang sama. Ia melayani Allah melalui melayani
sesama. Ia melayani Allah dengan jalan membantu sesama. Itulah pelayanan yang
benar, pelayanan yang bukan hanya terkait dengan perasaan namun pelayanan yang
terkait dengan kehidupan riil kita.