7 Desember 2013

Pengantar Kedalam Teologi Reformed


Teologi Reformed adalah teologi yang dipegang oleh gereja-gereja yang mewarisi tradisi pengajaran dari John Calvin. Secara historis, gereja-gereja Presbyterian termasuk dalam kategori gereja Reformed. Sayangnya, dalam gereja-gereja yang mewarisi teologi dan tradisi Reformed, mereka tidak selalu berani dengan tegas menyatakan identitas dari pokok imannya; diantara gereja-gereja yang berani mencantumkan pokok imannya pun, hal tersebut tidak berarti bahwa semua jemaat dan pengurus gereja pasti memahami pokok-pokok imannya. Itulah tantangan kita di zaman sekarang; kita berhadapan dengan pragmatisme yang makin menyeret pengajaran ke posisi pinggiran dalam gereja Kristen masa kini.
Sebelum memasuki pembahasan kedalam teologi Reformed, kita sebaiknya mengenal 3 azas utama (dari 5 azas) dari teologi reformed. Ketiga azas itu adalah Sola Scripture, Sola Gracia dan Sola Fide.
A. SOLA SCRIPTURA
Dalam dunia ini ada berbagai buku atau kitab yang disebut sebagai kitab suci. Orang Kristen memandang Alkitab adalah kitab suci; Orang Muslim mengatakan Al-Quran adalah kitab suci, yang turun dari sorga; Orang Budha juga mengatakan bahwa Tripitaka adalah kitab suci; Orang Hindu menganggap Weda sebagai kitab suci.
Jika anda ditanya “kira-kira yang apakah semua kitab-kitab itu adalah kitab suci?” Bagaimanakah jawaban anda? Mungkin sebagian orang akan menjawab ya itu adalah kitab suci, atau sebagian orang yang lain akan menjawab ‘tidak’ tidak semua kitab-kitab itu adalah kitab suci, yang kitab suci adalah misalnya saja weda, atau al-quran atau Alkitab.
Sebagai orang Kristen, kita hanya menerima, hanya alkitab yang adalah kitab suci. Hanya Alkitab yang adalah firman Allah. Pokok keyakinan inilah yang sering diperkenalkan orang sebagai Sola Scriprtura, hanya Alkitab yang adalah kitab suci.
Mungkin sekarang seseorang dapat berkata, “tahu dari mana bahwa hanya alkitab yang adalah kitab suci?” Apakah jika kita (orang-orang Kristen) berpandangan demikian kita tidak jadi orang yang fanatic? Mungkin ada orang yang berkata: “jika kita tinggal di Indonesia, yang Bineka Tunggal Ika ini maka kita mesti bisa menghargai keyakinan agama yang lain.” Jadi apakah sebaiknya kita mengatakan “semua kitab yang disebut kitab suci oleh agama-agama dalam dunia ini, kita terima aja sebagai firman Allah?”
Jawabannya tentu tidak dapat demikian. Ada beberapa alasan mengapa orang-orang Kristen berpegang pada ajaran ‘Sola Scriptura.” Dua diantaranya adalah sbb:
A.     Akitab sendiri yang mengatakannya. Alkitab sendirilah yang menyatakan bahwa hanya PL dan PB yang adalah Firman Allah. coba aja kamu lihat dalam 2 Timotius 3:16.
Dalam bagian Alkitab tersebut dikatakan bahwa segala tulisan adalah firman Allah, dan yang dimaksudkan dengan segala tulisan disitu adalah PL dan kitab-kitab yang ditulis oleh para Rasul atau orang-orang yang jadi murid dari para Rasul. Tulisan itu kemudian hari menjadi PB. Nach Alkitab sendiri yang menyatakan bahwa PL dan PB lah yang adalah Firman Allah. Kitab-kitab yang lain tidak pernah dikatakan atau disebut sebagai Firman Allah. Jadi, kalopun ada orang-orang yang mengatakan bahwa semua yang namanya kitab suci adalah Firman Allah, kita ngga dapat menerimanya, sebab “HANYA ALKITAB YANG ADALAH FIRMAN ALLAH.”
B.     Pengalaman orang-orang percaya yang melalui firman Allah mengalami pembaruan hidup, menunjukkan bahwa Alkitab memang Firman Allah yang berkuasa.
Apakah bedanya membaca Alkitab dengan novel Harry Potter. Bedanya adalah membaca 100 kali cerita Harry Potter, “tidak bakalan” mengubahkan hidup manusia, namun membaca Alkitab siang malam dengan benar akan membawa pembaruan hidup.
Apa buktinya bahwa kitab suci memang bisa memperbaharui hidup manusia? ada seorang bernama Martin Luther, ia sangat stress dengan hidupnya. Ia merasa dirinya banyak dosa, dan merasa dirinya pasti akan masuk penghukuman Tuhan. Namun satu kali Luther membaca kitab Roma, ia membaca  bahwa manusia dibenarkan karena iman bukan karena perbuatan. Sewaktu ia membaca kalimat itu, ia berkata, saya seperti masuk firdaus, mata jadi terbuka. Mungkinkah alkitab itu bukan Firman Allah, jika apa yang tertera dalamnya bisa menjawab pergumulan batiniah seseorang?
Oleh karena hanya Alkitab adalah Firman Allah (Sola Scriptura), apakah yang harus kita lakukan?
(i) Kita harus mempelajarinya dengan tekun.
Mempelajari kitab suci jauh lebih bermanfaat dari pada membaca buku apapun juga. Namun sayang ada banyak orang yang kalo demi pelajaran matematika, Fisika atau bahasa Inggris rela belajar mati-matian, namun ngga untuk mempelajari Alkitab. Padahal alkitab adalah Firman Allah. Mempelajari Alkitab jauh lebih bermanfaat dari pada membaca Komik, maen game, ataupun kegiatan ‘funny’ lainnya. Menikmati kegiaatan-kegiatan yang menyenangkan ngga salah, namun kita juga mesti belajar melihat mempelajari alkita itu sangatlah penting.
Karena Alkitab adalah Firman Allah, maka setiap kebenaran yang dinyatakannya dapatlah dipercayai. Itulah sebabnya orang yang ingin menjadikan kehendak Tuhan sebagai tujuan utama hidupnya haruslah mau membaca Alkitab.
(ii) Kita harus mentaati setiap kebenaran yang dinyatakannya.
Oleh karena Alkitab adalah firman Allah, maka apa yang tertera dalamnya mengikat hidup manusia. Jika Alkitab berkata, jangan berdusata, maka kita suka atau tidak suka, tidak boleh berdusta dan kalo kita ngga mentaati apa yang tertera dalamnya, berarti kita berdosa terhadap Tuhan dan jika kita berdosa, maka kita pasti akan dihukumNya.
B. SOLA GRACIA
Dalam soteriologi Kristen, ada dua ajaran yang dinilai sangat penting dan mendasar. Apakah itu? 1) keyakinan bahwa keselamatan adalah SOLA GRACIA 2) Keyakinan bahwa keselamatan adalah SOLA FIDE. Kita akan membahas aspek pertama dahulu, yakni keselamatan sebagai SOLA Gracia.
Sola Gracia yang berarti ‘keselamatan hanya karena dan oleh anugrah Tuhan semata.’ Dasar dari ajaran ini ada pada Efesus 2:8-9: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Hal yang sama ditegaskan dalam Filipi 3: 9: “dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”
Mengapa keselamatan harus anugrah Allah (Sola Gracia)? Ada 3 alasan mengapa keselamatan adalah anugrah Allah yakni: pertama, karena ketidakmampuan kita untuk mendapatkannya. Alkitab dengan sangat jelas mengatakan keselamatan itu adalah anugrah Allah, ini berarti keselamatan merupakan pemberiaan dari Allah. Dari semula sejak manusia jatuh dalam dosa, Allah-lah yang pertama mencari manusia dan membengun perjanjian keselamatan dengan manusia. Ini semua menunjukan keselamatan adalah pemberian Allah. Dalam Roma 3: 10-11 ditegaskan oleh Paulus bahwa ‘tidak ada seorang pun yang benar-benar mencari Allah.”
Alasan kedua, mengapa keselamatan adalah anugrah Allah adalah karena ketidakmampuan manusia untuk menerimanya; dosa itu memperbudak kehendak manusia. Lihat Roma 7: 18-19 dikatakan:
Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat … .
Jadi walopun manusia ingin selamat (tahu hal yang baik) tetapi sewaktu ditawari jalan keselamatan ia tidak mampu menerimanya sebab kecenderungan hatinya adalah berlawanan dengan kehendak Allah.
Alasan yang ketiga adalah karena ketidaklayakan kita untuk menerimanya. Manusia berdosa selayaknya dihukum. Jadi apabila manusia yang selayaknya dihukum kemudian diberi kesemapatan untuk selamat, maka itu adalah anugrah Tuhan. Dalam Roma 3:23 dan Roma 6:23 ditegaskan bahwa 1) manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah 2) manusia layak untuk mendapatkan penghukuman. itulah yang pantas manusia terima.
Lalu apakah kaitan antara Sola Gracia dengan pelayanan kita? pelayanan adalah respon atas anugrah keselamatan yang Allah telah karuniakan kepada kita. Dalam kehidupan keseharian kita mengenal yang namanya ‘hukum terima kasih’ atau ucapan syukur. Jika kita mendapatkan kebaikan seseorang, respon yang harus ada pada kita adalah ‘berterima kasih’ atau merasa berhutang budi dan berkomitmen untuk membalasnya jika memungkinkan. Kenapa orang yang mendapatkan kebaikan namun ia tidak berterima kasih kita sebut sebagai ‘orang ngga tahu diri’ atau orang kurang ajar? Alasannya adalah sebab berterima kasih dan mengucap syukur adalah sebuah kebenaran umum yang Tuhan telah nyatakan kepada kita. Sama dengan itu, jika kita betul-betul telah menerima sesuatu yang berharga dan luar biasa dari Tuhan yakni keselamatan, maka ucapan syukur adalah respon yang wajar bahkan seharusnya muncul dalam diri kita. Ucapan syukur apakah yang harus kita berikan kepada Tuhan?
·        Disinilah signifikansi dari pelayanan. Pelayanan adalah wujud syukur kita kepada Tuhan. Pelayanan bahkan merupakan sebuah bentuk ungkapan balas budi atas kebaikan yang kita telah terima dari Tuhan.
·        Namun, tentu saja saat kita melayani Tuhan, kita harus sadar bahwa apa yang kita berikan pada Tuhan tidak mungkin membalas segala kebaikan Tuhan. Apa yang kita berikan hanyalah bagian yang sangat kecil dibandingkan dengan kebaikan Tuhan atas kita.
·        Jika orang Kristen melayani atas dasar motivasi ini, orang Kristen akan sabar, setia dan ngga gampang kecewa dalam pelayanan. Mengapa sebab ia tahu betul bahwa dirinya sangat berhutang pada Tuhan dan pergorbanan yang dia berikan sebenarnya tidak dapat dibandingkan dengan pengrobanan Yesus.
C. SOLA FIDE
Ajaran mengenai Sola Fide menegaskan bahwa kekristenan mempercayai bahwa seseorang masuk ke dalam keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus. Filipi 3:9 menegaskan aspek iman sebagai jalan masuk seseorang kepada keselamatan. Galatia 2:16 juga menegaskan hal yang sama bahwa kita dibenarkan melalui iman kepada Kristus. Gal 2:16 tertulis demikian:
Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
Meskipun ajaran Kristen mengatakan keselamatan itu adalah Sola Fide, namun yang menyelamatkan kita bukanlah imannya namun Kristus yang diimani oleh oleh percaya. Iman adalah jalan masuk bagi orang percaya ke dalam keselamatan. Iman adalah sarana yang Tuhan gunakan untuk mempersatukan kita dengan Kristus. Saat kita bersatu dengan Kristus maka kebenaran Kristus dikenakan kepada kita dan ketika Allah melihat kita maka yang Allah lihat bukan lagi diri kita yang penuh dengan dosa dan kelemahan namun kebenaran Kristus. Itulah sebabnya Allah membenarkan kita. Ajaran inilah yang Luther sebut sebagai ‘Justification by Faith.’ Dalam Gal. 3:26-27 dituliskan “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.”
Apakah kaitan antara Sola Fide dengan pelayanan Kristen. Ajaran Sola Fide semula terkait dengan persoalan pembeda-bedaan manusia. Dalam jemaat Galatia dan Roma terdapat sebuah persoalan bahwa orang-orang Kristen bukan Yahudi dianggap bukan umat Allah kecuali mereka disunatkan. Rasul Paulus menegaskan kepada orang-orang Kristen di Galatia, Roma dan Yerusalem bahwa orang-orang Kristen bukan yahudi yang tidak disunatkan ini telah menjadi umat Allah. Kehadiran Roh Kudus dalam diri orang-orang Kristen bukan Yahudi yang tidak disunatkan ini memperlihatkan bahwa mereka telah menjadi umat Allah.
Pertanyaannya adalah bagaimana mereka menjadi umat Allah? maka Paulus mengatakan melalui iman mereka kepada Yesus. Yesuslah jalan masuk mereka ke dalam komunitas umat Allah. Jadi ajaran Sola Fide menegaskan bahwa semua orang yang telah percaya Yesus adalah sama. Baik Yahudi maupun bukan Yahudi harus dipandang sama-sama anggota komunitas umat Allah. Ajaran Sola Fide terkait dengan penerimaan orang-orang Kristen terhadap sesama mereka yang berbeda suku dengannya.

Dari apa yang rasul Paulus jelaskan, kita melihat bahwa (i) Ada kaitan yang erat antara pelayanan Kristen dengan keyakinan keselamatan. Rasul Paulus memandang pelayanan Kristen adalah konsekuensi dari keselamatan. Jika dalam keselamatan Allah tidak membeda-bedakan orang, maka dalam pelayanan Kristen pun pembeda-bedaan orang tidak boleh terjadi. (ii) Ada kaitan yang erat antara pelayanan Kristen kepada Tuhan dengan sikap orang Kristen terhadap sesamanya. Paulus tidak bisa melihat jemaat Galatia melayani dan beribadah kepada Tuhan sementara di disini yang lain membiarkan mereka mengalami penindasan etnis oleh orang-orang Kristen Yahudi. Pelayanan itu bukan hanya memiliki sisi vertikal namun sisi horinsontal. Tuhan Yesus juga melakukan hal yang sama. Ia melayani Allah melalui melayani sesama. Ia melayani Allah dengan jalan membantu sesama. Itulah pelayanan yang benar, pelayanan yang bukan hanya terkait dengan perasaan namun pelayanan yang terkait dengan kehidupan riil kita.