28 Desember 2013

3 Asas Kitab Suci


Kebanyakan orang Kristen memiliki Alkitab, namun seringkali tidak tahu arti, nilai penting dan bagaimana cara menggunakannya. Ada banyak orang Kristen memahami alkitab seperti ‘yellow page’ yang memuat semua jawaban dari persoalan manusia. Mau nyari masalah apa pasti ada jawabannya dalam Alkitab, begitulah orang yang meyakini Alkitab sebagai ‘yellow page’ akan berkata, mau cari tentang jodoh buka ayat ini, mau nyari tentang kerjaan buka ayat itu, mau nyari tentang keribuatan buka ayat ini dst. Orang yang kaya demikian, seringkali bukanlah orang yang benar-benar tahu isi Alkitab, malah orang yang sembarangan menggunakan ayat Alkitab. Tentu sikap yang demikian adalah salah.
Sikap yang lain, yang juga ngga kalah salahnya adalah memandang Alkitab sebagai buku yang cuma bisa dibaca dan dimengerti oleh pendeta, penginjil, oleh orang-orang yang sekolah Alkitab. Dulu, orang-orang dari gereja Katolik Roma memiliki pandangan yang demikian, jemaat biasa ngga boleh baca, Alkitab, nanti salah mengerti, yang boleh membaca Alkitab hanyalah para ‘imam.’ Tahu akibatnya? Waktu para imam salah baca dan mantafsirkan Alkitab, maka orang-orang Kristen menjadi mudah disesatkan.
Sebagian orang yang lain memandang ayat-ayat dalam Alkitab sebagai kumpulan kata-kata hikmat. Orang seperti ini doyan dekali menggarisi Alkitabnya, menghafalkan ayat-ayat pendek yang disebutnya sebagai ayat mas. Banyak orang Kristen yang mempraktekan car abaca Alkitab yang demikian, yakni menghafalkan ayat-ayat pendek lepas dari konteksnya, maka akibatnya, salah memahami ayat-ayat dalam alkitab.
Makanya, hari kita akan mencoba membahas tiga asa dari kitab suci, tiga hal yang harus mendasari pemikiran dan sikap kita terhadap kitab suci, terhadap Alkitab.

A.    ASAS YANG PERTAMA ADALAH ASAS PERLU ‘THE NECESSITY OF SCRIPTURE’
Asas perlu bunyinya adalah kitab suci mutlak dibutuhkan manusia. Istilah mutlak berarti kebutuhan manusia akan kitab suci ngga bisa dikompromikan ataupun digantikan. Sama seperti perkataan manusia mutlak membutuhkan oksigen untuk hidup, perkataan tersebut berarti kebutuhan manusia akan oksigen tidak bisa digantikan oleh apapun juga, ngga bisa digantikan dengan CO2 ataupun oleh zat-zat lainnya, manusia hanya bisa bernafas dengan oksigen. Demikian juga dengan firman Allah, yang mutlak dibutuhkan manusia.
Namun sayang ada banyak orang, termasuk orang Kristen yang tidak menyadari akan hal ini, menganggap firman Allah sebagai kebutuhan sekunder dalam hidup ini, yang bisa dipenuhi ataupun tidak. Mengapa manusia membutuhkan Firman? Kebutuhan manusia akan kitab suci terkait tiga hal yakni:  Pertama, menyangkut keselamatan, hanya Kitab suci-lah yang mampu membawa manusia mengenal dan mengaruniakan iman supaya kita bisa percaya kepada Allah. Dalam 2 Timotius 3:15 dikatakan “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” Demikian juga dalam Roma 10:17 dikatakan “jadi iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus.” Perlunya kitab suci yang kedua bagi seorang Kristen terkait dengan kehidupan dan karakter rohani. Kitab suci sangat bermanfaat dalam memperlengkapi umat Tuhan supaya bisa hidup sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan. Dalam 2 Timotius 3:16 dituliskan demikian: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Demikian juga dalam Dalam Matius 4:4 dikatakan “Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Jadi Firman Allah adalah makanan bagi kerohaniaan kita. Perlunya kita suci yang ketiga bagi kehidupan seorang Kristen terkait dengan manfaat Kitab Suci untuk untuk menolong umat Tuhan mengetahui, mengenal dan mengerti kehendak Allah. Dalam Filipi 1:9-11 dikatakan Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.

B.     ASAS YANG KEDUA DISEBUT SEBAGAI AZAS KEJELASAN ATAU ‘THE CLARITY OF SCRIPTURE’
Devinisi dari azas ini adalah Kitab Suci merupakan firman yang diberikan Allah pada manusia supaya bisa dimengerti. Aspek ini penting bagi kita, kitab suci tidak diberikan kepada hanya orang-orang pintar, atau hanya kepada kalangan imam, atau rohaniawan, kitab suci diberikan Allah kepada manusia, bahkan kepada orang-orang yang sederhana supaya mereka mampu memahami apa yang Allah inginkan bagi manusia.
Asas ‘kejelasan’ kitab suci ini memuat implikasi penting. Jika Kitab suci diberikan Allah supaya bisa dipahami manusia maka kitab suci sebenarnya dan seharusnya bisa dipahami oleh manusia. Realita adanya bagian-bagian tertentu dalam kitab suci yang kita masih belum bisa pahami, atau sulit untuk dipahami tidak membuat keseluruhan kitab suci menjadi tidak bisa atau sulit dimengerti.’ Realita bahwa ada banyak orang yang salah dalam membaca dan mengartikan kitab suci, tidak berarti kitab suci pada dirinya sendiri sulit dipahami. Kesulitan kita dalam memahami dalam memahami detil-detil kitab suci lebih disebabkan kita kurang mau memacu diri untuk mempelajari kitab suci lebih dalam. Kitab suci menjadi lebih sulit dipahami sebab antara kita dan kitab suci ada berbagai perbedaan baik itu secara kebudayaan, usia, bahasa, dst. Selain itu antara kita dan penulis Alkitab ada beda usia. Kita hidup di tahun 2008, rasul Paulus hidup di tahun 40-66 M, Daud hidup sekitar 1000 th SM, Musa hidup sekitar 1400 tahun SM, jadi ada jarak usia yang sangat panjangan antara kita dan penulis Alkitab. Pernahkah kamu membaca Alkitab bahasa inggris terjemahan lama, mudah ngga memahami tulisan dari orang-orang yang hidup 200 tahun sebelum kita? pasti ngga mudah dong, apalagi yang 1000-3000 tahun bedanya dengan kita. Realiata bahwa antara Alkitab dan kita ada berbagai perbedaan, baik itu budaya, usia, bahasa, dst, membuat kita harus mempelajari Alkitab ekstra lebih keras. Membuat kita harus mempelajari Alkitab dengan usaha yang lebih. Terkadang kita harus membuka buku-buku yang membuat penjelasan tentang bagian kitab suci yang sedang kita baca, terkadang kita harus mau meluangkan waktu untuk bertanya ama hamba Tuhan tentang ayat-ayat yang kita ngga mengerti dst. Meskipun demikian, yang harus kita pegang adalah kitab suci, diberikan Allah pada kita supaya bisa dipahami. Kitab suci tidak dituliskaan dalam bahasa malaikat, tidak dituliskan dengan rumit, namun sesederhana dan sebaik mungkin supaya kita bisa mengertinya.

C.    ASAS ALKITAB YANG KETIGA ADALAH ASAZ CUKUP ‘THE SUFFICIENCY OF SCRIPTURE’
Bunyi dari asas cukup adalah Alkitab diberikan Alla pada kita cukup untuk membuat kita mengenal jalan keselamatan dan mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita di dunia ini. Ada banyak orang yang merasa bahwa Alkitab itu belum lengkap, makanya orang yang demikian, masih terus mencari wahyu Allah. Padahal Allah tidak lagi menyatakan dirinya dan kehendaknya kepada manusia dalam wahyu yang baru. Waktu Alkitab telah selesai disusun maka kita meyakini bahwa Allah tidak lagi menambahkan firmanNya pada apa yang telah ada yakni kitab suci ini. Inilah yang sering dikenal orang dengan nama kanon tertutup.
Gagasan asas cukup ini memuat empat implikasi. Pertama, kita (kekristenan) tidak perlu menambahkan kitab-kitab lain kepada Alkitab. Alkitab telah bersifat (kanon) tertutup, artinya tidak ada satupun kitab baik yang berasal dari masa lalu maupun masa sekarang yang boleh ditambahkan  ke dalam Alkitab. Walopun karya atau kitab kong fu chu begitu terkenal dan dipandang memiliki banyak muatan-muatan ajaran etis moral yang sangat kaya dan mendalam, tetapi kita tetap tidak bisa memasukan kitab tersebut kedalam alkitab, mengapa sebab kitab-kitab seperti itu, biarpun seberhikmat dan sebijaksana apapun, tetap hanyalah buah karya seorang manusia, bukan kepengarangan Tuhan. Kedua kita tidak perlu meyakini sesuatu yang lain diseputar keselamatan hidup kita diluar apa yang dinyatakan Alkitab. Ini berarti kita tidak perlu menambahkan hal-hal lain kepada Alkitab untuk membuat kita mengenal jalan keselamatan ataupun supaya kita bisa hidup lebih baik, lebih dekat dan lebih berkenan dimata Tuhan lagi. Ketiga tidak ada sesuatupun dapat dikategorikan dosa, bila hal tersebut tidak termasuk hal yang dilarang oleh Alkitab baik secara eksplisit maupun implisit. Keempat tidak ada sesutupun yang dikatakan adalah kehendak Allah jikalau tidak diperintahkan oleh Alkitab baik secara eksplisit maupun implicit. Sebagai contoh a) apakah melayani Tuhan adalah kehendak Allah? pasti sebab Allah menyatakannya terang-terangan. Lalu apakah pergi ke tanah suci (Israel) adalah kehendak Allah? tidak sebab alkitab tidak pernah menyatakan apalagi memerintahkannya.

Jadi kebutuhan manusia akan firman Allah adalah penting dan ngga tergantikan, jika kita ingin bertumbuh dalam kerohanian dan lebih mengenal kehendak Allah, maka kita harus mau mempelajari Alkitab. Hanya Alkitab yang kita butuhkan dalam kehidupan manusia, yang dapat membawa kita pada kebahagiaan yang sejati. Kita tidak perlu lagi mencari kebenaran-kebenaran lain diluar kitab suci, sebab tidak ada Allah hanya menyatakan firmanNya dalam Alkitab. Alkitab diberikan Allah pada kita supaya kita mengertinya, jadi dengan berusaha sekuat tenaga untuk mau mempelajari kitab suci dan dengan terus berdoa meminta iluminasi dari Roh Kudus, maka kita akan mendapatkan pengertian yang benar tentang kebenaran firman Allah.